Sedang merasa kurang enak dengan tenggorkoan? Coba deh minuman yang satu ini. Selain rasanya yang segar, juga bisa meredakan sakit tenggorokan. Sebagai penghilang dahaga, bisa juga disajikan dingin. Sluurrp!
Rasanya memang asam, tapi kalau sudah dibuat minuman dingin rasanya sungguh menyegarkan! Ya, sirup asam Jawa. Kalau masih berbentuk buah asam tak pernah terpikir kalau ternyata bisa menjadi minuman yang enak dan menyehatkan. Dulu, asam Jawa biasanya diseduh dengan air panas plus gula merah sebagi obat pereda batuk yang cukup ampuh.
Tapi kalau sekarang sudah jarang orang yang mau membuatnya sendiri di rumah. Beberapa waktu lalu saya menemukan asam yang sudah diubah menjadi sirup siap pakai. Tak hanya asam saja, bahkan jahe merah pun ada. Asam Jawa ini sudah bercampur dengan madu murni sebagai pemanisnya. Cara menyajikannya cukup mudah, tinggal menambahkan air dingin ataupun air panas sesuai selera.
Minuman yang sepintas terlihat spele ini ternyata memiliki banyak khasiat loh! Sebut saja sebagai pereda panas dalam, mengobati radang tenggorokan, menurunkan kolesterol, melancarkan pencernaan, mengurangi kadar nikotin bagi perokok, dan yang paling diminati para wanita adalah melunturkan lemak perut. Hmm.. secara tak langsung bisa menurunkan berat badan juga loh!
Selain sirup asam Jawa, ada juga sirup jahe merah yang tak kalah manfaatnya dengan sirup asam. Melancarkan peredaran darah, mengobati asam urat, rematik, menambah stamina, dan menghilangkan nyeri pada persendian adalah beberapa khasiat yang dimiliki sirup jahe merah.
Untuk dapat merasakan khasiatnya sebaiknya menyajikannya dengan menggunakan air hangat. Tapi kalau ingin yang lebih segar apalagi di cuaca yang cukup panas, sirup asam ataupun sirup jahe merah disajikan dingin pasti akan jadi penghilang dahaga yang diminati!
Rabu, 06 Januari 2010
Sirup Asam Segar Pengobat Radang
Label: Gaya Hidup, Kesehatan, KulinerTips dan Trik menjadi Orang yang Sehat
Jadwal yang disarankan untuk meminum dua liter air setiap hari :
30 menit sebelum makan pagi : 1 gelas
2,5 jam setelah makan pagi : 1 gelas
30 menit sebelum makan siang : 1 gelas
2,5 jam setelah makan siang : 1 gelas
30 menit sebelum makan malam : 2 gelas
2,5 jam setelah makan malam : 1 gelas
30 menit sebelum tidur : 1 gelas
Minum air sebelum makan memiliki dua kepentingan :
1. Akan mengurangi nafsu makan karena perut anda terasa penuh.
2. Memberikan manfaat positif bagi pencernaan anda.
Menghindari sikap negatif untuk hidup yang lebih sehat :
Perasaan-perasaan mematikan berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita.
Dampak-dampak dari perasaan-perasaan mematikan yang tidak pernah terpikir oleh kita sebelumnya adalah :
KEMARAHAN, dapat menyebabkan :
-Rheumatoid arthritis
-Serangan jantung
-Penyakit jantung
-Gagal jantung
-Kanker
-Tekanan darah tinggi
-Stroke
-Tukak lambung
Dr. Robert Eliot, seorang ahli kardiologi ternama, menemukan bahwa ketika “para pereaksi panas” itu memendam perasaan-perasaan mereka, itu pada akhirnya berubah menjadi permusuhan dan kemarahan. Ketika itu terjadi, tekanan darah meningkat tajam, resiko serangan jantung dan stroke akan lebih tinggi. Maka, lepaskan kemarahan dan mintalah pengampunan, jangan menyimpan kemarahan sampai matahari terbenam.
KEBENCIAN dan IRI HATI, dapat menyebabkan :
-Tekanan darah tinggi
-Sakit kepala migran
-Penyakit jantung
-Tukak lambung
-Kanker.
Ketika seseorang mengalami kemarahan yang berlebihan, kekhawatiran dan stress yang diakibatkan oleh kebencian, tingkat adrenalinnya meningkat, tekanan darah juga meningkat dan dengan begitu jantung-khususnya serangan jantung- bertambah bagi mereka yang hidup dalam kemarahan.
Orang-orang itu menghadapi resiko penyakit jantung dua kali lebih tinggi disbanding orang lain. Sebagai tambahan, ketika seseorang mengalami kekecewaan, kemarahan atau ketakutan saat makan, perasaan-perasaan negatif ini merangsang system saraf simpatiknya, yang pada gilirannya menyebabkan berkurangnya pengeluaran enzim-enzim pancreas, yang menciptakan kesulitan dalam pencernaan makanan.
Ini menyebabkan perut kembung, adanya gas, sakit ulu hati, dan masalah pencernaan lainnya. Stress yang berlebihan yang disebabkan oleh perasaan-perasaan negatif cukup berbahaya karena itu meningkatkan tingkat kortisol kita, yang kemudian menekan system kekebalan tubuh kita. Ketika system kekebalan kita tertekan, sel kanker mulai terbentuk dan berkembang.
Kebencian dan iri hati merupakan perasaan-perasaan yang merusak.
KESOMBONGAN, dapat menyebabkan :
-Penyakit mental
-Stroke
-Serangan jantung
-Kematian
Menurut pandangan saya, perasaan yang paling mematikan adalah kesombongan.
Kerendahan hati dan ucapan syukur kepada Pencipta akan melindungi anda dari perasaan yang paling mematikan - kesombongan .
KETAKUTAN dan KEKHAWATIRAN (ANXIETY), dapat menyebabkan :
-Penyakit jantung
-Penyakit mental
-Kepanikan
-Depresi
-Serangan jantung
-Fobia.
Tubuh anda bisa menanggapi ketakutan dan kekhawatiran dengan memicu pelepasan hormon adrenalin secara berlebihan, yang menyebabkan percepatan denyut jantung, penigkatan ventilasi paru yang abnormal, telapak tangan berkeringat, dan meningkatnya kontraksi system pencernaan. Ketakutan dan kekhawatiran yang berkesinambungan dapat menyebabkan keadaan peningkatan ini terjadi terlalu lama, dan dapat menyebabkan kelelahan adrenalin, kelelahan, kegelisahan dan kepanikan, gejala sulit buang air besar dan sakit kepala karena ketegangan. Kelelahan fisik dan emosional dan kelemahan system kekebalan tubuh anda dapat terjadi, dan hasil akhirnya adalah penyakit.
DEPRESI, dapat menyebabkan :
-Kanker
Penelitian telah menunjukkan bahwa pria memiliki kecenderungan untuk melepaskan kemarahan mereka, sementara wanita cenderung menyembunyikannya. Adalah benar bahwa kanker dapat menyerang semua orang, tetapi salah satu faktor yang paling umum yang ditemukan para peneliti sebelum kanker menyerang adalah ‘kurangnya penyaluran emosi’. Ibu rumah tangga memiliki peluang 54% lebih besar terkena kanker dibanding populasi pada umumnya dan 157% lebih besar dibanding dengan para wanita yang bekerja di luar rumah.
Langkah-langkah untuk mengembangkan hati yang gembira untuk menghasilkan kesehatan yang baik dan jauh dari penyakit:
-Mengampuni
-Mengendalikan lidah
-Bersahabatlah dengan orang-orang yang positif
-Berilah makanan yang sehat ke dalam pikiran anda
-Kehidupan berohani yang akan mengubah kehidupan anda
-slalu tersenyum
Kamis, 17 Desember 2009
Unraveling the mystery of manuscripts
Label: Gaya Hidup
Thanks to Habib A. Syakur, people can now understand what is written in these precious manuscripts, which recount the teachings of Islam from the 17th to the 19th century.
The 44-year-old resident of Bantul, Yogyakarta, patiently worked on the papers, read them carefully, translated, rewrote and printed them out for the public.
“These fiqh, Islamic laws, are very important for the people, especially academics,” Syakur said.
The old manuscripts belonged to individuals, who kept them in their own homes, considering the historical religious documents their heirlooms.
“Not just anyone was allowed to look at the papers, let alone read them, because their owners believed they held mystic powers,” he said.
Some documents were damaged as the owners could not look after them properly. Others were in good condition but their owners could not read the papers. Those who could read them did not think of informing the public about their content or preserve them.
“If nothing was done about these old manuscripts, invaluable heritage would have disappeared. I took on the responsibility to rewrite and translate them,” Syakur said.
“Since I was a kid, I have been used to reading Arabic books, which ignited my passion for old manuscripts.”
But he realized his interest alone would not enable him to translate the papers.
In order to really delve into the old manuscripts, after completing his Arabic language studies in Egypt, Syakur continued studying languages at a graduate level at the Sunan Kalijaga Islamic State University in Yogyakarta.
With his mastery of Arabic and his love for old manuscripts, in 2007, Syakur started hunting these old religious documents individually kept and owned.
He went to regions as far as Probolinggo and Ponorogo in East Java, and the centers of Islamic development in Central Java like Demak and Temanggung.
Even though Syakur knew who kept old manuscripts, he had difficulties accessing the papers, given people’s possessiveness and reluctance to let the documents out of their sight.
To obtain the manuscripts, including the one about Prophet Khidir he found in Temanggung, Central Java, Syakur approached people closely acquainted with the owners, and managed to collect about 30 manuscripts from their owners for free.
“They only wanted to make sure that I did not lie about my intention to copy the contents,” he said.
Then, after two years of hunting for old manuscripts, Syakur started translating them.
Among them was Inayatul Muftaqir, an old book about Prophet Khidir. Many people have longed to read it because there is little information available about this charismatic yet mysterious prophet.
Another manuscript touches upon Sufism and karomah received by the saints, titled Bughyatul Adzkiya.
Syakur spends his spare time translating the manuscripts while lecturing at the Sunan Kalijaga Islamic State University.
“I tend to work on translations for four to five hours a day on average,” said Syakur, who had four children with his wife Khuni Khumairoh.
“I mostly do the translating after praying at dawn until I leave for work, and at night before going to bed.”
When translating, not only does he read and rewrite the papers, but he also compares them with available reference books.
“I often use other works to find the golden thread and clarify some of the mystifying writings contained in the manuscripts,” he said.
The pleasure Syakur derives from doing these translations simply cannot be measured.
He cited as an example the story of Prophet Khidir. It was widely known this prophet was related to Prophet Moses, while the old manuscripts said he was also related to Alexander the Great.
He had to plough through countless reference books to interpret just one missing word from the damaged document.
“When there are parts of text missing, the interpretation should come with notes, because we need to be intellectually responsible [about our interpretation of the texts],” he said.
Some manuscripts do not seem to have authors, as they form part of the body of knowledge from Islamic teachers recorded by their faithful students.
“Sometimes the students would forget to write on the cover, and went straight to the content.”
Syakur knows many old manuscripts remain with their owners, and that it would be impossible for him to collect them all. So, he has called upon all individuals to hand them over to a foundation to prevent them from vanishing forever.
Translations of old manuscripts can also be used to learn about how science developed.
“By studying the manuscripts, we could study the science and technology that developed at that time,” Syakur said.